Author Archives: ranivito

A Divorce

“Halo Ran, btw, aku udh proses gugat cerai.. Udah ada pemanggilan sidang pertamanya”, sebuah kalimat muncul di layar HPku beberapa hari yang lalu.

Kaget? Ya. Sedih? Pasti ada sedihnya, apalagi berita itu datang dari kerabat dekat. Banyak memori masa lalu yang tak (mungkin) bisa hilang dari ingatan. Sejenak badanku bergetar dan air mataku menetes. Tak lama, tak apa. Sudah biasa reaksi tubuhku begitu. Cukup dirasakan dan dibiarkan berlalu saja.

“Divorce” atau perceraian saat ini mungkin sudah tidak terlalu “asing” bagi kita. Kakakku, temanku, sepupu-sepupuku dan aku sendiri sudah mengalaminya. Buatku, perceraian bukanlah jalan yang baik (untuk dipilih), tapi juga bukanlah yang terburuk. Pada momen apapun ketika saya dimintai pendapat, saya selalu mempercayakan keputusannya kepada yang bersangkutan. Saya hanya akan memberikan pandangan plus minusnya saja.

Ada di sebuah kasus, teman saya bertahan di pernikahan yang sangat toxic tapi bertahan demi harta. Ada juga kasus yang sedang viral, walau sudah babak belur hampir mati, tapi tetap bertahan demi anak. Buat saya yang tidak ada salahnya, karena memang itu adalah hak dia untuk memilih keadaannya dengan segala plus minusnya.

Pesan saya hanya satu, apapun itu, lakukanlah dengan kesadaran. Ada baiknya memisahkan emosi sebelum bertindak atau memutuskan. Menyendiri itu ada baiknya. Jika sudah tenang, berhentilah menyakiti. Baik diri sendiri, ataupun orang lain. Pilihlah keputusan yang paling tidak menyakiti. Ingat, diri sendiri juga salah satu yang harus kita pikirkan. Kalau kita juga tersakiti, bisa jadi kita akan menyakiti banyak pihak dalam bentuk berbeda.

Doa baik untuk semua yang sedang berjuang.
Aku yakin, kalian melangkah dengan segala pertimbangan dan usaha yang telah kalian tempuh.
Semoga kalian dikuatkan, dilancarkan, dan diberikan kemudahan kebahagiaan pada kehidupan setelahnya. Allah Maha Baik, insyaAllah akan selalu aja jalan untuk niat-niat baik.

Hidup
Dewasa ini

Rumit
Ruangnya sempit
Urusannya berbelit

Tak banyak waktu
Bahkan pilu
atau ragu
tak bisa menunggu

Mungkin esok
Mungkin (juga) tidak
Mungkin habis dalam isak

Tak ada
selamanya
Semua
hanya
sementara

You got it!

It wasn’t easy.
To get through all of those things.
To manage everything and keep it balance.

Sometime words are hard to find.
But you know this big love is unconditional.
It really means so much.

I’m not perfect.
But, you’ll always have the best of me.

I know it is crazy to keep spinning around
That the ball still running
The dark-grey clouds are hanging above your head
None of the game is over
Only the right one win

Nelangsa Lirik Lagu

Cover foto Nelangsa Pasar Turi - Bilal Indrajaya

Cover foto Nelangsa Pasar Turi – Bilal Indrajaya

Bilal indrajaya adalah seorang penyanyi yang baru kukenal 2 tahun yang lalu tapi segera membuatku merasa “I will be his life-time admirer”. Dimaraknya lagu-lagu kekinian yang menurut saya “kurang nyastra”, lirik-lirik dia sangat puitis (satu level-lah dengan Mondo Gascaro). Meski sebagian besar dari liriknya mengisahkan cerita-cerita patah hati, tapi (aku asumsikan) orang yang sedang berbahagiapun senang mengulang-ulang lagunya di Spotify. Menjadi urutan pertama dalam top artist Spotify ku di 2023, dia berhasil mengalahkan Maliq D’Essential dan Payung Teduh yang bertahun kuputar-putar (oh, WOW).

Setelah menilik lagi lirik-lirik yang beredar di lagu-lagu sekarang, band-band indie dirasa memang lebih “nyastra” ya? Secara alunan juga lebih romantis, lebih relaxing seperti alunan-alunan dari Olski, Noh Salleh, Soegi Bornean, dll. Tak bisa mengelak, trend beberapa tahun belakangan (sedikit, sih) membaik sepertinya, banyak musisi-musisi baru yang mengembalikan esensi sebuah lirik lagu yang tak cuma mengedepankan sisi komersil saja. Mereka memperhatikan pilihan-pilihan diksi, mengelola kiasan-kiasan, dan menyusun nada yang tidak membosankan.

Angkatan lahir 80-an memang cukup rewel rasanya soal perlirikan ini. Ya, bagaimana ya, kami lahir dengan lagu-lagu luar biasa indah. Dihadapkan dengan lagu-lagu komersil dengan lirik yang (terkesan seperti) “dangkal”. Kembali lagi, ini pendapat pribadi, tanpa menyebut satu dan lain pihak ya 😀

Anyway, postingan ini sebenarnya lebih tepat untuk memberikan pujian kepada Mas Bilal Indrajaya dan artis-artis lain yang telah membuat karya-karya indah dalam bermusik. Kehilangan sosok sastra Joko Pinurbo beberapa hari lalu cukup memukul para penggemar sastra. Tidak perlu serumit goresan beliau, tidak perlu “ndakik-ndakik”, tapi marilah kita berkarya dengan sepenuh jiwa, meski hanya lewat kata (aiihh, maafkan kemelankolisan ini).

Berbagi playlist lagu-lagu yang menurutku cukup indah liriknya ya. Sespesial itu, semua lagu Bilal Indrajaya masuk playlist-ku sih. haha.. tapi oke ini beberapa yang lain juga 🙂

  1. Nelangsa Pasar Turi – Bilal Indrajaya
  2. Saujana – Bilal Indrajaya
  3. Ruang Kecil – Bilal Indrajaya
  4. Niscaya – Bilal Indrajaya
  5. Rindu – Olski
  6. Apatis – Mondo Gascaro
  7. Sehabis Hujan – Mondo Gascaro
  8. Angin Kencang – Noh Salleh
  9. Sementara – Float
  10. Berdistraksi – Danilla

Penasaran nggak? Selamat menikmati alunan dan liriknya, dan bayangkan bagaimana sang penyair menuliskannya 🙂

Meroda di Kehidupan

Merencanakan capaian-capaian hidup memang menggairahkan, lebih lagi jika rencana-rencana itu tercapai dengan mulus tanpa na-ni-nu yang menggoncangkan optimisme.

Tapi, ya namanya hidup, banyak yang bilang seperti roda, kadang di atas kadang di bawah, kadang terlentang vertikal karena rusak, kadang seperti roller coasters karena dipakai ngebut. Belum lagi ada kalanya jalannya banyak berlubang, kejeglong-jeglong, lalu velg peyok, mletre sis.

Andai saja hidup selalu punya opsi yang positif dan bisa dipilih setiap saat mungkin warnanya jadi abu-abu karena selalu serupa. Bagai mengayuh sepeda, ada semilir angin, ada pemandangan indah, ada tetes keringat dan panas menyengat. Kalau oleng, diseimbangkan. Kalau capek, istirahat sebentar. Kalau dirasa sudah maksimal dan tidak sanggup, berhenti.

Hidup adalah perkara mengusahakan rencana-rencana sebaik-baiknya. Perkara hasil, alurnya sudah ada yang lebih tahu. Setidaknya, sesal dan pilu tidak menggerogoti sisa waktu kita yang masih ada.

Awal Perjalanan

Disalin dari akun Instagram @catatankecilkopi

Setiap perjalanan pasti ada permulaan. Begitu pula dengan perjalanan saya di bidang perkopian ini. Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya akan berkecimpung dalam bidang ini. Latar belakang saya yang jauh dari F&B (sekolah IT, awal karir di EO & Tour Operator), membuat saya tak pernah sekalipun berpikir akan tertarik di bidang kopi. Singkat cerita, karena berbagai alasan personal, saya membantu Ully untuk membangun Svarga Coffe and Eatery di tahun 2018. Masih anak kemarin sore, sungguh tidak tahu apa-apa, membuat saya sangat berat dalam beradaptasi. Saya masih minum milk based ketika di cafe, masih koleksi kopi saset di rumah, masih teriak kalau minum espresso karena pahit dan tidak tahu apa itu flavor dalam kopi.

Awal tahun 2020, secara tidak sengaja saya bertemu dengan kawan lama yang sudah 14 tahun tidak bertemu. Tak banyak berbincang, dia spontan mengajakku ke kebun kopi yang dia kenal, yang tentu saja langsung saya sambut dengan riang. Di perjalanan inilah ternyata takdir saya dimulai.

 

Foto di atas diambil di bulan Februari tahun 2020 di sebuah kebun kopi yang terletak di Bowongso. Berkenalan dengan Pak Eed, Mas Dani, Mas Iyun, Mas Anggi, dan teman-teman lain di sana, banyak membuat saya takjub dengan berbagai ceritanya. Saya yang sangat suka dengan obrolan-obrolan ilmiah tiba-tiba merasa kegirangan setengah mati. Walau sulit mencerna, sejak hari itu banyak sekali pertanyaan-pertanyaan muncul di kepala yang membuat saya termotivasi untuk mencari tahu. Dari hari itulah pula, saya merasa sangat bodoh sekaligus sangat ingin belajar.

Belum lama di tahun lalu, kalau tidak salah ingat, sembari berbincang ringan saya sempat berterima kasih sama Mas Dani, kurang lebih begini:

“Makasih ya, Mas berjasa hlo bikin aku nggak ngopi saset lagi!” seruku.
“Yaaa.. Sudah banyak sih yang bilang begitu.” jawabnya. 😀

Menyeduh Kehidupan

Karena takdir sulit ditebak. Apa-apa harus kita maknai dan usahakan dengan sebaik-baiknya. Ada hal-hal yang mungkin tak terulang dua kali, tapi setidaknya kita sudah memberikan yang terbaik.

 

Konon, hidup itu seperti kopi. Pahit tapi candu.

Eh, tunggu dulu, mungkin juga hidupmu seperti kopi COE juara 1 yang super spesial ya 🙂

Apapun hasil seduhan hidupmu, semoga bisa dinikmati dengan senyuman 🙂

Mistake(s)

“Georgia, wrap me up in all your
I want you in my arms
Oh, let me hold you
I’ll never let you go again like I did
Oh, I used to say..”

Lena terdiam, termangu di sebuah sudut. Dia tidak di sini. Dia bergulat dengan ilusi. Masa lalu,  masa depan, jauh dari apa yang ada di hadapannya.

“I’ve made a lot of mistakes in the past. Wrong decisions, wrong steps. Huft..” I said to my friend.

“Well, I think, instead of using the word ‘mistakes’ you can use the word ‘learning’. Mistake is a negative word, and make you feel bad all the time. Everyone made mistakes. From mistakes you learn something, you grow. Try to focus on positive things, be grateful.” He replied.