Waktu adalah Harapan

Andai, ya, andai mimpi-mimpi ini bisa aku kompromikan. Andai, aku bisa menekan egoku sendiri dan bisa bernegosiasi dengan target-targetku.

Nyatanya tidak.

Sekuat tenaga merelakan apa-apa yang jadi ingin, tapi masih saja datang kembali. Mengusik ego dan logika. Kembali kepada ambisi yang tak berkesudahan dan menunggu kemana alam akan membawaku.

Mengingat-ingat masa-masa merasa tanpa beban, bisa sedikit membantu, setidaknya sesaat menoreh senyum.

“Semoga lelahnya jadi lillah yaaa” kata seorang sahabat.

Mungkin hanya itu yang bisa diharapkan. Semoga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *